Minggu, 26 November 2017

Tugas Softskill "Ekonomi Koperasi"

Koperasi Coop DZ Bank Jerman

Sebagai tanah tempat lahirnya koperasi kredit, Jerman memiliki beberapa bank koperasi yang kinerjanya menjulang tinggi. Salah satunya DZ Bank, yang bercokol dalam daftar lima besar bank di Jerman. Sejarah panjang koperasi kredit di Jerman, tidak berhenti sebatas nostalgia yang hanya indah dikenang. Tapi, benar-benar telah menjadi akar kokoh, yang sanggup menopang perkembangan koperasi di sektor perbankan, hingga menumbuhkan bank koperasi yang bisa melayani rakyat. Di level nasional, bank koperasi tersebut memiliki pusat yang bernama Deustche Zentralgenossenschaftbank (DZ Bank) atau Bank Koperasi Sentral Jerman. 

Dengan kinerjanya yang menjulang, DZ Bank masuk dalam daftar lima besar bank di Jerman. Jika digabung dengan jaringannya yang terdiri dari 1.250 ribu bank lokal, sekitar 60 persen pangsa pasar kredit di negara berpenduduk 82,5 juta jiwa ini, dikuasai oleh koperasi. Jadi lebih besar dari bank swasta terkenal seperti Deutsche Bank atau Dresdner Bank. DZ Bank sendiri memiliki cabang 14 ribu unit, yang tersebar di seantero Jerman.

DZ Bank telah menjelma sebagai grup bisnis keuangan raksasa, memayungi sejumlah lembaga keuangan lain, termasuk perusahaan investasi. Lingkup bisnis yang berkantor pusat di distrik finansial Frankfurt ini, sesungguhnya sudah jauh menjangkau skala global, antara lain dengan membuka cabang di sejumlah kota penting dunia, seperti New York, London, Moskow, Milan, Istambul, Luxemburg, Budapest, Dublin, Madrid, Warsawa, Zurich, bahkan di Hongkong dan Singapura. Pada 2007, bank koperasi ini mampu mencetak keuntungan sebesar 1 miliar euro. 

Namun, yang lebih penting dari pencapaian kinerja ekonomi, bank koperasi di Jerman sesungguhnya telah memainkan peran sangat vital dalam kebangkitan ekonomi negeri ini, yang nyaris hancur lebur setelah kekalahannya dalam Perang Dunia II dan perang saudara. Ketika itu, aroma kemiskinan menyengat di mana-mana.

Proses recovery ekonomi memang dilakukan dengan gencar. Namun, faktor penting yang memungkinkan proses tersebut berjalan mulus dengan hasil yang mencengangkan, adalah kiprah bank koperasi, yaitu Volksbank dan Raiffeisenbank, yang memang sudah mengakar kuat di masyarakat. Merekalah yang setia memenuhi kebutuhan rakyat, sehingga keadaan ekonominya bisa kembali pulih secara mandiri, sesuai dengan misi yang diusung: Bringing people or companies together to achieve their goals. Jadi, pemerintah tidak terlalu repot lagi, karena bisa memfokuskan program recovery-nya di tingkat makro saja.

Peranan bank koperasi di daerah-daerah pedesaan Jerman, tidak pernah tergantikan apalagi tergusur oleh bank swasta, meskipun kemudian Jerman berkembang menjadi negara industri dengan basis liberalisme murni, layaknya negara Eropa Barat. Kontribusinya dalam menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) sangat besar, terutama menyangkut peningkatan kese­jahteraan ekonomi secara merata hingga ke pelosok desa.

Sebagai bank sentral koperasi, DZ Bank memang bergerak layaknya bank swasta. Namun, dana dan keuntungan yang berhasil dihimpunnya, sebagian disalurkan ke masyarakat pedesaan, melalui bank koperasi yang menjadi anggotanya. Bank swasta di Jerman, bukannya tidak ada yang mau bermain di tingkat pedesaan dan melayani nasabah kecil. Deutsche Bank, yang termasuk bank terbesar itu, bahkan pernah mempunyai devisi khusus. Namun, bank swasta akhirnya tak berdaya ketika harus bersaing dengan jaringan bank koperasi yang sangat luas.

Di Jerman, bank koperasi memang sudah sangat dekat dengan masyarakat, lantaran memiliki akar sejarah panjang, dengan rentang 125 tahun. Dalam kurun waktu selama itu, bank koperasi selalu “mendampingi” rakyat Jerman, terutama dari kalangan menengah bawah, baik di masa krisis maupun dalam masa pening­katan kemampuan ekonomi. Misi “menghantarkan masyarakat atau perusahaan dalam mencapai tujuannya”, memang diwujudkan dalam program nyata, bukan sekadar bahasa iklan.

Di samping memiliki akar sejarah yang panjang, kemampuan bank koperasi di Jerman untuk bertahan dan berkembang hingga saat ini, juga diakibatkan oleh kemampuannya melakukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi, hingga tetap mampu menghadapi persaiangan yang dari masa ke masa kian ketat. Namun, perubahan yang terjadi pada bank koperasi Jerman, tetap membentuk sebuah untaian yang tidak terputus. DZ Bank sendiri baru terbentuk pada 2001, sebagai hasil merger antara dua bank koperasi besar, yaitu GZ Bank dan DG Bank.

Di Jerman, koperasi merupakan organisasi ekonomi paling besar, dengan jumlah anggota secara keseluruhan se­kitar 20 juta orang. Bank koperasi sendiri memiliki anggota sebanyak itu 16 juta orang, dan mempekerjakan 190 ribu orang. Tidak semua bank koperasi berafiliasi pada DZ Bank. Bank koperasi yang masuk dalam jaringan DZ Bank, sekitar tiga per empat dari jumlah kese­luruhan.

Setelah sukses merambah sejumlah negara Eropa dan Amerika, sekarang ini DZ Bank siap mengepakkan sayapnya di wilayah Asia. “Ekonomi Asia sangat prospektif, karena sedang mengalami pertumbuhan luar biasa,” ujar Heinz Hilget, Deputy CEO DZ Bank. Ekspansi ke wilayah Asia, didukung oleh pembentukan kantor cabang, yang sudah ada di sejumlah negara, yaitu Jepang, Hongkong, India, China (Beijing dan Shanghai), dan Singapura. Khusus untuk langkah-langkah ekspansi ke Asia ini, DZ Bank telah membentuk tim handal berkekuat­an 25 orang, yang dipimpin Mahmood Jumabhoy, dengan basis di Singapura.



Kesimpulan:

Sebagai tanah tempat lahirnya koperasi kredit, Jerman memiliki beberapa bank koperasi yang kinerjanya menjulang tinggi salah satunya DZ Bank, sebagai bank sentral koperasi. DZ Bank memang bergerak layaknya bank swasta. Dengan kinerjanya yang menjulang, DZ Bank masuk dalam daftar lima besar bank di Jerman. Jika digabung dengan jaringannya yang terdiri dari 1.250 ribu bank lokal, sekitar 60 persen pangsa pasar kredit di negara berpenduduk 82,5 juta jiwa ini, dikuasai oleh koperasi. Namun, dana dan keuntungan yang berhasil dihimpunnya, sebagian disalurkan ke masyarakat pedesaan, melalui bank koperasi yang menjadi anggotanya.

Karena memiliki akar sejarah panjang, dengan rentang 125 tahun bank koperasi memang sudah sangat dekat dengan masyarakat di Jerman. Dalam kurun waktu selama itu, bank koperasi selalu “mendampingi” rakyat Jerman, terutama dari kalangan menengah bawah, baik di masa krisis maupun dalam masa peningkatan kemampuan ekonomi. Kemampuan bank koperasi di Jerman untuk bertahan dan berkembang hingga saat ini, dengan melakukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi, hingga tetap mampu menghadapi persaiangan yang dari masa ke masa kian ketat. Di Jerman, koperasi merupakan organisasi ekonomi paling besar, dengan jumlah anggota secara keseluruhan se­kitar 20 juta orang dan tidak semua bank koperasi berafiliasi pada DZ Bank. Bank koperasi yang masuk dalam jaringan DZ Bank, sekitar tiga per empat dari jumlah keseluruhan.



Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar